Dalam proses pembuatannya telur asin memiliki unsur seni, dalam hal nilai gizi telur asin adalah gudangnya..
Orang dewasa dan anak-anak banyak yang menggemari makanan khas
Indonesia ini. Mereka mengonsumsi telur asin baik sebagai lauk makanan
maupun pelengkap masakan utama. Rasanya yang khas membuatnya diminati
banyak orang. Dan memang selain rasanya yang lezat, telur asin
mengandung zat-zat gizi yang mudah dicerna dan dimanfaatkan oleh tubuh.
Telur yang sering dikonsumsi masyarakat adalah telur ayam dan telur
itik. Namun karena baunya yang amis, telur itik jarang digunakan
dibandingkan telur ayam. Jarang sekali orang suka makan telur itik
goreng karena pertimbangan bau amis.
Sebagai usaha menghilangkan bau amis tersebut telur itik diolah
menjadi telur asin. Hal ini memungkinkan karena telur itik memiliki
pori-pori kulit telur yang lebih besar, tidak seperti telur ayam.
Pori-pori ini menguntungkan saat proses pengasinan karena garam dapat
berpenetrasi ke dalam telur itik. Pengasinan telur juga bertujuan untuk
mengawetkan dan menciptakan rasa yang khas.
Awet dan membunuh bakteri
———————————-
Menurut Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS, ada dua cara untuk mengasinkan
telur itik. Pertama dengan merendamnya dalam larutan garam. Awalnya,
kulit telur diamplas supaya pori-porinya lebih terbuka. Setelah itu
direndam dalam larutan garam 3-7 hari tergantung keasinan yang
dikehendaki. Namun, proses ini memiliki kelemahan, telur hanya berasa
asin, tetapi kurang baik keawetannya.
Cara kedua lebih baik, yaitu dengan menggunakan media garam. Cara
ini akan menghasilkan cita rasa yang lebih lezat dan warna lebih bagus.
“Media garam ini adalah campuran garam, abu gosok, serbuk bata merah
dan kadang dicampur sedikit kapur, lalu diberi air. Selanjutnya adonan
ini dicampur, dan digunakan untuk membungkus telur dan disimpan di
dalam guci, didiamkan seminggu,” papar Prof. Made.
Garam memang memiliki fungsi untuk menciptakan rasa asin sekaligus
sebagai bahan pengawet, karena menyerap air dalam telur. “Prinsip
pengawetan adalah makin tinggi kadar air, makin tidak awet. Makin
rendah air, makin awet. Itulah sebabnya ikan asin akan lebih awet
dibanding ikan segar karena sudah digarami,” jelas Prof. Made dari
Institut Pertanian Bogor ini.
Begitu juga dengan telur itik yang diasinkan, ada proses keluar
masuk air dan garam pada telur. Garam akan masuk dalam pori-pori kulit
telur menuju ke putih telur, lalu ke kuning telur. Selanjutnya, garam
akan menarik air yang dikandung telur. Ditambah lagi, ion chlor yang
ada di dalam garam akan berperan sebagai penghambat pertumbuhan bakteri
dalam telur. Hasilnya, telur akan awet dan bakteri di dalamnya mati.
“Sebenarnya, telur pada dasarnya steril, yang tidak steril adalah
kulit telurnya. Begitu keluar dari kloaka unggas, telur masih steril.
Namun kontak dengan kotoran akan membuat kulit telur terkontaminasi
bakteri,” jelas pria kelahiran Singaraja Bali, 42 tahun yang lalu ini.
Itulah sebabnya, sangat dianjurkan sebelum menyimpan telur di lemari
pendingin, kulit telur dibersihkan lebih dulu.
Tetap penuh gizi
———————
Telur memiliki beberapa keunggulan, seperti mengandung semua zat gizi
yang diperlukan tubuh, rasanya enak, mudah dicerna, menimbulkan rasa
segar dan kuat dalam tubuh, dan dapat diolah menjadi berbagai makanan.
Proses pengolahan, pada dasarnya memiliki efek menguntungkan dan efek
merugikan. Sehingga pengolahan ini dilakukan dengan tidak terlalu
merugikan dari segi gizi, tapi juga memberi cita rasa yang baik.
Menurut Prof. Made yang meraih gelar Doktor dari Tokyo University of
Agriculture Japan – Jepang ini, di dalam telur asin biasanya kandungan
kalsiumnya bertambah. Karena dalam proses pembuatannya, telur asin ini
menggunakan media abu dan kapur. “Abu dan kapur merupakan sumber
kalsium. Ketika garam masuk ke dalam telur, kalsium pun ikut masuk
menembus putih telur dan kuning telur secara perlahan,” ujarnya.
Di dalam telur itik, protein banyak terkandung dalam kuning telur
sebanyak 17 persen, dan pada putih telur 11 persen. Protein telur ini
mengandung asam amino esensial yang diperlukan tubuh untuk hidup sehat.
Jumlah dan komposisi asam amino pada telur sangat lengkap dan
berimbang, sehingga dapat digunakan untuk pertumbuhan juga pergantian
sel yang rusak.
Begitu juga dengan kandungan lemak, hampir semua lemak dalam sebutir
telur itik terdapat dalam kuning telurnya. Lemak pada telur ini
terdiri dari trigliserida, fosfolipida, dan kolesterol. Fungsinya tentu
sebagai sumber energi. “Apalagi, lemak dalam telur tergabung dengan
air sehingga lebih mudah dicerna baik oleh bayi, anak-anak, dan lanjut
usia,” ujar Prof. Made.
Selain itu, telur terutama bagian kuningnya mengandung hampir semua
vitamin, kecuali vitamin C. Telur juga mengandung sumber mineral serta
vitamin D alami kedua terbesar setelah minyak hati ikan hiu. Mineral
penting juga terkandung dalam telur di antaranya adalah besi, fosfor,
kalsium, tembaga, iodium, magnesium, mangan, kalium, natrium, seng,
klorida, dan sulfur.
Namun, ada beberapa vitamin memang turun setelah diasinkan.
“Contohnya vitamin A yang terdapat dalam kuning telur,” ujar Prof.
Made. Kandungan vitamin ini turun karena rusak akibat terpengaruh
proses penggaraman. Vitamin memiliki sifat tertentu, seperti tidak
boleh terkena panas, tidak boleh kena udara, tidak boleh berada dalam
suasana yang terlalu asam, terlalu basa, dan sebagainya.
“Nah, dalam proses pengasinan ini, garam membuat suasana yang tidak
cocok dengan vitamin A, sehingga kandungannya turun,” jelas Prof. Made.
Vitamin memiliki sifat yang sensitif terhadap garam jika garamnya
terlalu tinggi. Namun, di samping semua itu, dibanding telur itik
segarnya, hampir tidak ada perubahan nilai gizi yang berarti akibat
proses pengasinan.
Jangan kolesterol fobia
—————————-
Kandungan kolesterol dalam telur seringkali ditakuti oleh banyak orang.
“Katanya, telur itik itu kolesterolnya menakutkan,” ujar staf pengajar
dan kepala laboratorium biokimia pangan dan gizi IPB ini. Padahal pada
dasarnya, kadar kolesterol telur itik dan telur ayam sama saja.
Kandungan kolesterol dalam telur sekitar 200 mg per butir, sedangkan
kebutuhan kolesterol manusia berkisar 1000-1500 mg per hari.
Mitos yang berkembang dan ditakuti oleh banyak orang, telur sering
dikaitkan dengan kolesterol dan penyakit jantung. Padahal kolesterol
lebih terpengaruh oleh pola makan sehari-hari, bukan jenis makanan
tertentu. “Dengan perbandingan kandungan kolesterol telur dan kebutuhan
kolesterol tubuh kita per hari, jika kondisi kolesterol kita normal,
makan telur asin pun tidak masalah,” jelasnya.
Ditambahkan Prof. Made, jangan sampai orang fobia terhadap
kolesterol sehingga fobia juga terhadap telur. Kolesterol diperlukan
dalam metabolisme tubuh. Kegunaannya pun banyak, seperti membentuk
garam empedu untuk pencernaan lemak yang berasal dari makanan, sebagai
komponen dalam otak, serat saraf, hati, ginjal, dan kelenjar adrenalin.
Kolesterol juga dibutuhkan untuk pembentukan hormon steroid yaitu
progesteron, estrogen, testosteron, dan kortison. Hormon ini berfungsi
untuk mengatur fungsi dan aktivitas biologis tubuh. Jika kolesterol
kurang, dapat mengganggu kesuburan dan menyebabkan kemandulan pada pria
maupun wanita.
“Jangan melarang anak-anak makan telur karena mereka butuh
kolesterol untuk kecerdasan,” tegas Prof. Made. Selain itu, menurut
Prof. Made, tidak ada publikasi ilmiah yang menyebutkan bahwa telur
menyebabkan penyakit jantung. Penyakit jantung koroner lebih disebabkan
oleh gangguan metabolisme lemak dalam tubuh.
Yang perlu diwaspadai adalah kadar garam yang cukup tinggi dalam
telur asin. Sehingga konsumsi garam yang berlebihan terus menerus,
dapat berdampak buruk bagi tekanan darah dan menimbulkan hipertensi.
“Yang harus waspada adalah orang-orang yang sudah memiliki indikasi
kolesterol tinggi, juga memiliki gejala hipertensi,” jelas Prof. Made.
Namun, bagi yang tidak berkolesterol tinggi, mengonsumsi telur
banyak manfaatnya karena kandungan gizinya yang lengkap. “Buktinya,
telur diberi suhu 37 derajat Celcius, akan menetas. Ini bukti bahwa di
dalam telur terkandung nutrisi yang lengkap sehingga memungkinkan telur
menetas,” tambahnya.
Unsur seni
Alasan disebutnya telur asin sebagai seni, menurut Prof. Made, karena
dibanding dengan faktor kesehatan, telur asin lebih dibuat untuk
keragaman makanan. Sehingga tujuannya adalah seni, dan ternyata seni
ini penuh akan gizi.
Telur asin yang enak dan bagus adalah jika dibelah ada bagian minyak
di dekat kulitnya. Kuning telur berwarna bagus, kuning terang agak
kemerahan. Putih telurnya pun berwarna putih kekuningan. “Sering putih
telur berwarna putih kebiruan. Itu tandanya komposisi adonannya tidak
tepat,” ujarnya.
Telur asin yang bagus jika kuning telurnya di tengah, bukan di
pinggir. Sebenarnya, ini pengaruh dari umur telur. Kalau telur yang
baru dipakai, cenderung kuning telurnya di tengah. Jika telur lama,
pori-pori akan membuat air masuk sehingga udara pun banyak yang masuk,
kantung udara pun membesar, sehingga posisi kuning telur bergeser ke
pinggir.
Indikasi lainnya, telur asin yang bagus di pinggir kuning telurnya
terdapat warna kebiruan. Minyaknya ada di bagian luar telur, sehingga
ketika telur dilepaskan dari kulitnya, tidak lengket. Selain tujuan
seni, telur asin juga dibuat untuk tujuan pengawetan.